Perkembangan Psikologi di Indonesia
Pendidikan
Psikologi lahir di Indonesia pada tahun 1952. Diawali oleh
pidato ilmiah Prof. Dr. Slamet Iman Santoso dalam pengukuhannya sebagai Guru
Besar Universitas Indonesia. Dalam pidato tersebut, beliau mengemukakan penggunaan pemeriksaan
psikologis untuk
mendeteksi the right man on the right
place, dan menghindari the right man
on the wrong place, the wrong man on the right place, serta the wrong man on the wrong place. Beliau
juga yang pada akhirnya dikenal sebagai Bapak Psikologi Indonesia. Sebagai seorang ahli penyakit syaraf dan jiwa, beliau menyadari bahwa tidak semua
masalah kejiwaan dapat diselesaikan psikiatri.
Sebagai
kelanjutan dari pidato Prof. Dr. Slamet Iman Santoso, pada tanggal
3 Maret 1953, di lingkungan Kementerian PP&K diselenggarakan Kursus Asisten
Psikologi, yang diketuai oleh Prof. Dr. Slamet Iman Santoso. Tak lama setelah
itu, didirikanlah Lembaga Psikologi, yang kemudian berubah menjadi Lembaga
Pendidikan Asisten Psikologi.
Kemudian pada 11 Juli 1958, di Jakarta didirikan
organisasi profesi psikologi di Indonesia dengan nama Ikatan Sarjana Psikologi (ISPsi). Namun, melalui Kongres Luar Biasa pada tahun 1998 di Jakarta, organisasi ini
mengubah nama menjadi Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).
Sebagai
organisasi profesi, HIMPSI merupakan
wadah berhimpunnya profesional Psikologi. Misi utama HIMPSI adalah pengembangan keilmuan dan profesi psikologi di Indonesia.
Pada tanggal
22 Oktober 2000 di Bandung, Himpsi melakukan kongres, Kongres VIII HIMPSI, sehingga terbentuklah Kode Etik Psikologi Indonesia.
Awal
munculnya Psikologi di Indonesia adalah sebagai bagian dari ilmu kedokteran dan
psikotes, tetapi kemudian berkembang pesat serta menjadi kebutuhan
masyarakat di berbagai sektor seperti pendidikan, sosial, dan olahraga. Di
tahun 1960-an hanya ada empat fakultas psikologi yaitu di UI, UGM, Maranatha,
dan Unpad.
Di Unpad sendiri, gagasan pendirian
Fakultas Psikologi muncul dari pembicaraan antara Soemantri Hardjoprakoso dan
para Perwira Psikolog. Gagasan ini pun disambut baik oleh Soemitro
Kartosoedjono.
Kemudian Soemitro Kartosoedjono
meminta Bob Dengah untuk mengadakan rapat dengan FKIP Unpad guna merintis
pembentukan panitia persiapan pendirian Fakultas Psikologi Universitas
Padjadjaran.
Melalui berbagai tahapan dari mulai melakukan persiapan teknis dan kurikulum
dari tingkat Persiapan sampai dengan Sarjana Muda, dosen pengajar, dan ruang
belajar, dll., hingga pematangan persiapan pendirian Fakultas Psikologi.
Akhirnya, seminggu setelah diajukan ke Menteri PTIP, keluarlah SK Menteri PTIP
nomor 037/SEK/PU/61, tanggal 18 Agustus 1961 tentang pendirian Fakultas
Psikologi Universitas Padjadjaran terhitung mulai tanggal 1 September 1961.
Fapsi Unpad (Fakultas Psikologi
Universitas Padjadjaran) diresmikan pada tanggal 2 September 1961 (setiap
tanggal inilah Fapsi Unpad merayakan sebagai hari jadinya) di Aula Unpad,
dengan dekan pertama adalah Kol. dr. Soemantri Hardjoprakoso (nama beliau
kemudian diresmikan sebagai nama dari gedung satu/Dekanat Fapsi Unpad).
Awal perkuliahan angkatan pertama
(1961) diselenggarakan di Kampus Jalan Sangkuriang 17 PSIAD Bandung. Jumlah
mahasiswa pada waktu itu sebanyak 30 orang mahasiswa. Pada saat itu para
pendiri Fapsi Unpad masih belum menentukan persyaratan untuk masuk, sehingga
dari berbagai jurusan lulusan SMA masih dapat di terima, bahasa Jerman juga
masih mewarnai mata kuliah yang harus dipelajari oleh mahasiswa. Mulai tahun
1964, Fapsi Unpad kemudian menetapkan syarat calon mahasiswa yang diterima
adalah dari lulusan setingkat SMA jurusan Ilmu Alam.
Pada tahun 1965, kampus Fapsi Unpad
pindah ke Dago Pojok 23 Bandung. Kemudian dipindahkan lagi, pada tahun 1996 ke
Kampus Jatinangor, Sumedang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar