Sabtu, 01 Maret 2014

Psikologi Pendidikan

  • Latar belakang
             Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental. Psikologi Pendidikan merupakan cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
  • Tokoh Sejarah
              Ada tiga perintis terkemuka yang muncul di awal sejarah psikologi pendidikan:
       1. William James
            Beliau menerbitkan buku ajar psikologinya untuk yang pertama sekali pada tahun 1890 yang berjudul " principles of psycology ". Beliau juga memberikan serangkaian kuliah yang bertajuk " Talks to teacher , dalam tajuk ini beliau mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak. Melakukan eksperimen psikologi di laboratorium sering sekali tidak bisa menjelaskan kepada kita bagaimana cara mengajar anak secara efektif. Beliau menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan.
        2. John Dewey
            John menjadi motor penggerak untuk mengaplikasikan psikologi di tingkat praktis. John mendirikan laboratorium psokologi pandidikan yang pertama di Amerika Serikat, di Universitas Chicago, pada tahun 1894. Kemudian itu, di Universitas Columbia belliau melanjutkan karya inovatifnya tersebut. Ada tiga ide penting dari John Dewey:
    a. pertama, dari Dewey kita mendapatkan pendangan tentang anak sebagao pembelajar aktif.
    b. kedua, dari Dewey kita mendapatkan ide bahwa pendidikan seharusnya di fokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkunganya.
    c. ketiga, dari Dewey kita mendapatkan gagasan bahwa semua anak nerhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya.
         3. E.L.Thorndike
             Beliau ( 1874-1949) memberikan banyak perhatian pada penilaian dan pengukuran dan perbaikan dasar-dasar secara ilmiah. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan disekolah yang peling penting adalah menanamkan keahlian panalaran pada anak. Pendekatan Thorndike untuk studi pembelajaran digunakan sebagai panduan bagi psikologi pendidikan di paruh pertama abad-20.

  • Cara Mengajar Yang Efektif  
          Mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal (Diaz, 1997). Adapun perbedaan pengertian antara pengajaran dan pembelajaran.
    - pengajaran merupakan peroses pendidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mancapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar.
    - pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada suatu lingkunagn belajar.
Seorang guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibl. Hal ini membutuhkan dua hal utama:
       1. pengetahuan dan keahlian profesional
           Guru yang efektif memiliki strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran, dan manajemen kelas. Guru juga memahami cara mengunakan teknologi yang tepat untuk diterapkan di dalam kelas, seperti:
- penguasaan materi pelajaran
- strategi pengajaran, konstruktivisme merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan agar individu secara aktif membangun pamahaman dan pengatahuan.
- penetapan tujuan dan keahlian perencanaan intruksional
- keahlian manajemen kelas
- keahlian motivasional
- keahlian komunikasi
- bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang berlainan.
- keahlian teknologi
        2. Komitmen dan Motivasi
  • Riset Dalam Psikologi Pendidikan
          Dkatakn bahwa pengalaman adalah guru yang baik dan penting. Pengalaman anda dan pengalaman oranglain, pengalaman administrator, dan para periset bisa membuat anda menjadi guru yang efektif. Akan tetapi, selain itu, riset yang memberikan informasi yang valid tentang cara terbaik untuk mangajar bisa membuat anda menjadi guru yang lebih baik ( Fraenkel & Wallen, 2000 ).
  •   Pendekatan Riset Ilmiah                                                                                                                 Riset Ilmiah adalah riset objektif, sistematis, dan dapat diuji. Riset ilmiah mereduksi kemungkinan bahwa informasi didasarkan pada keyakinan, opini, dan perasaan personal.
           Teori adalah seperangkat ide yang saling berkaitan dan koheren, yang berfungsi untuk menjelaskan dan membuat prediksi. Hipotesis, yakni asumsi dan prediksi spesifik yang dapat diuji untuk mengetahui apakah teori benar atau tidak.
  • Metode Riset                                                                                                                                   Ada tiga metode dasar yang dipakai untuk mengumpulkan informasi dalam psikologi pendidikan:                                                                                                                                      1. Riset Deskriptif                                                                                                                          Riset ini bertujuan mengamati dan mencatat perilaku. Riset ini tidak dengan sendirinya bisa membuktikan apa penyebab dari suatu fenomena, tetapi bisa mengungkapkan informasi penting tentang perilaku dan sikap orang.     adapun langkah-langkah dalam penelitian: merumuskan masalah, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, dan merevisi kesimpulan riset dan teori.                                                                                                                                   Observasi,  memiliki dua jenis, yaitu:
  • Observasi alamiah , perilaku yang diamati didunia nyata. Ahli psikologi pendidikan melakukan observasi terhadap anak-anak di kelas, di museum, di lapangan bermain, di lingkungan, dan di tempat lainnya. Observasi alamiah dipakai dalam sebuah studi yang memfokuskan pada percakapan di museum sains anak-anak (Crowly,dkk, 2000).
  • Observasi partisipan, meupakan observasi diman peneliti-pengamat terlibat aktif sebagai pertisipan dalam suatu aktifitas atau tempat tertentu (McMillan, 2000).                                        - wawancara dan kuesioner, Ahli psikologi pendidikan menggunakan wawancara dan kuesioner ( survei ) untuk mencari tahu tentang pengalaman, keyakinan, dan perasaan guru dan murid. Kebanyakan wawancara dilakukan secara tatap muka, meskipun dapat juga dilakukan dengan cara lain, seperti melalui internet atau telepon. Kueosioner biasanya diberikan kepada individu dalam bentuk tulis. Tetapi bisa juga disampaikan dengan cara lain, seperti secara langsung, melalui surat, dan melalui internet.                                                                                  - Tes Standart, test ini memiliki prosedur administrasi dan penilaian yang seragam. tes ini menilai sikap atau keahlian murid dalam dominan yang berbeda-beda. Banyak tes standar membuat kita bisa membandingkan kinerja seorang murid denagn murid yang lainnay yang berusia sama atau level yang sama, dengan basis nasional ( Aiken, 2000 ).                                   - Studi kasus, adalah kajian mendalam terhadap individu. Studi kasus sering dipakai ketika situasi yang unik dalam kehidupan seseorang tidak dapat diduplikasi, entah itu karena alasan praktis maupun etis.                                                                                                                         - Studi Etnografi , studi ini adalah deskriptif mendalam ( in-depth ) dan interpretasi terhadap perilaku dalam satu etis atau kelompok kultural. Peneliti teribat langsung dengan sasaran yang diteliti ( McMillan & Wergin, 2002 ).                                                                                              2. Riset Korelasional                                                                                                                      Riset ini bertujuan mendeskripsikan kekuatan hubungan antara dua atau lebih kejadian ataun karakteristik. Riset korelasional ini berguna karena semakin kuat dua hubungan antara dua peristiwa , maka kita bisa memprediksi satu kejadian secara lebih efektif. 
          3. Riset Eksperimental
             Dengan riset ini ahli psikologi pendidikan bisa menentukan sebab-sebab perilaku. Ahli     psikologi pendidikan mencari sebab-sebab tersebut dengan melakukan eksperimen, yakni prosedur  yang di atur secara hati-hati di mana satu atau lebih faktor yang dianggap mempengaruhi perilaku yang sedang diteliti akan di manipulasi dan semua faktor lainnya di anggap konstan. Eksperiman menggunakan paling tidak satu variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen ( tergantung ).
      1. variabel independen adala faktor yang dimanipulasi, yang berpengaruh, faktor eksperimental.
      2. variabel dependen adalah faktor yang diukur dalam sebuah eksperimen.
Dalam eksperimen, variabel independen terdiri dari pengalaman-pengalaman yang berbeda yang diberikan kepada satu atau lebih kelompok yang pengalamannya dimanipulasi.
     - kelompok eksperimental adalah sebuah kelompok yang pengalamnnya dimanipulasi.
     - kelompok kontrol adalah kelompok pembanding yang diperlakukan seperti kelompok eksperimental, kecuali berfungsi sebagai dasar untuk mambandingkan efek dari kondisi yang dimanipulasi.
       Prinsip penting lainnya dari riset eksperimental adalah penetapan acak dan rentang waktu riset.
          4. Riset cross-sectional
              adalah mempelajari kelompok orang pada satu waktu.
          5. Riset Longitudinal
              adalah mempelajari individu-individu yang sama selama periode waktu tertentu, biasanya beberapa tahun atau  lebih.
             Riset Evaluasi Program, Riset Aksi, dan Guru-sebagai-Periset
  •       Riset Evaluasi Program
          Riset yang di desain untuk membuat keputusan tentang efektivitas suatu program (McMillan, 2000).
  • Riset Aksi
      Riset ini dipakai untuk memecahkan problem kelas atau sekolah spesifik, memperbaiki strategi mengajar dan pendidikan, atau untuk membuat keputusan pada lokasi tertentu(Arhar, Holly & Kasten, 2001).
  • Guru-sebagai-periset
     Konsep yang menyatakan bahwa guru kelas dapat melakukan riset sendiri untuk meningkatkan mutu praktik pangajaran mereka.
             Tantangan Riset
  •   Etika 
  •   Gender
  •   Etnis dan Kultur


Tidak ada komentar:

Posting Komentar