INTELEGENSI
Beberapa
psikolog mengambil definisi intelegensi dari konsep pemahaman orang awam. Bagi
para psikolog, intelegensi adalah kemampuan kognitif seorang individu untuk
belajar dari pengalaman, berpikir secara rasional untuk mendapatkan , dan menggunakan akal secara efektif untuk
menghadapi tuntutan hidup sehari-hari.
A.
Perbedaan
Pandangan Tentang Intelegensi
·
Teori Intelegensi: apakah terdapat jenis
intelegensi yang berbeda?
Apakah
intelegensi hanya ada satu, kemampuan umum, atau apakah intelegensi memiliki
hubungan dengan kemampuan spesifik? Dalam satu pandangan intelegensi adalah
satu faktor umum tunggal yang menjadi dasar bagi kemampuan spesifik yang kita
miliki. Menurut pandangan ini, jika kita memiliki tingkat kecerdasan yang baik,
kita juga akan memiliki kemampuan yang kuat dalam bidang mekanik, musik,
artistik, dan berbagai macam jenis kemampuan yang lain. Pandangan ini mengatakan
bahwa faktor umum intelegensi yang mendasari setiap kemampuan spesifik, dikemukakan
oleh Charles Spearman, yang
menggunakan istilah g atau faktor g. Faktor g ialah faktor umum dan tunggal untuk kemampuan mental yang
diasumsikan untuk mendasari kecerdasan dalam beberapa teori awal dari
kecerdasan.
Para
Psikolog lainnya berpendapat bahwa intelegensi bukan faktor umum tunggal tetapi
salah satu dari kemampuan spesifik yang terpisah. Mereka menunjukkan bahwa
kebanyakan kita lebih baik dalam beberapa kemampuan kognitif daripada kemampuan
yang lainnya.
Louis Thurstone (1936) misalnya
mengembangkan alternatif untuk tes kecerdasan umum, yang disebut Primary Mental Abilities Test, yang
mengukur tujuh kemampuan intelektual.
Howard Gardner (2000) juga
berpendapat bahwa ada banyak jenis kecerdasan. Gardner menjadi yakin bahwa ada
banyak jenis intelegensi yang terpisah dengan mempelajari pasien yang menderita
kerusakan otak. Gardner menemukan bahwa orang kehilangan beberapa jenis
intelektual, dan jenis yang lain dibiarkan utuh. Gardner menyarankan bahwa ada
8 jenis intelegensi
1.
Linguistic
(verbal): kemampuan untuk berpikir dengan kata dan
menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna.
2.
Logical-mathematical:
kemampuan untuk menyelesaikan operasi matematika.
3.
Musical:
sensitif terhadap nada, melodi, irama, dan suara.
4.
Spatial
(artistic): kemampuan untuk berpikir tiga dimensi.
5.
Kinesthetic
(athletic): kemampuan untuk memanipulasi objek dan cerdas dalam
hal-hal fisik.
6.
Interpersonal
(social skills): kemampuan untuk memahami dan
berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
7.
Intrapersonal
(personal adjustment): kemampuan untuk memahami diri sendiri
dan menata kehidupannya secara efektif.
8.
Naturalistic
intelligence (understanding nature): kemampuan untuk
mengamati pola-pola di alam dan memahami sistem buatan manusia.
·
Dasar biologis intelegensi
Baru-baru
ini banyak yang telah ditulis tentang sifat g atau kecerdasan umum. Jelas bahwa gen yang sama mempengaruhi
banyak aspek spesifik dari kecerdasan kognitif. Ini berarti gen mempengaruhi
karakteristik biologis dari sistem saraf yang mendasari faktor intelektual umum
(g) yang merupakan dasar untuk
masing masing kemampuan mental yang spesifik.
Apa
sifat dasar kecerdasan? Teori pertama adalah
anatomi dan fungsi lobus frontal sangat terkait dengan kecerdasan. Teori kedua
adalah bahwa orang-orang dengan kecerdasan tinggi memiliki kemampuan lebih
besar untuk membentuk hubungan saraf antara akson dan dendrit di otak.
Dengan
menggunakan metode pemindaian otak, peneliti telah mengidentifikasi beberapa
area pada otak yang berhubungan dengan intelegensi. Area tersebut terletak pada
sisi terluar daerah alis dimana orang meletakkan telapak tangan pada kepala
jika mereka sedang berpikir keras.
Kemampuan
yang lebih besar untuk membentuk hubungan saraf yang diduga menyebabkan
kecerdasan umum yang lebih baik terdapat dalam dua cara:
1.
Kemampuan untuk membentuk hubungan saraf
yang lebih besar, berarti bahwa seseorang dengan intelegensi tinggi lebih mampu
belajar dari pengalaman.
2.
Keterkaitan yang lebih besar dari neuron
berarti bahwa otak dapat memproses informasi lebih cepat. Seseorang dengan
intelegensi tinggi memiliki refleks cepat, memiliki waktu reaksi yang lebih cepat,
dan memiliki waktu lebih cepat untuk membuat penilaian sederhana.
·
Komponen kognitif perilaku cerdas
Cara
konseptualisasi dan mempelajari intelegensi telah diusulkan oleh psikolog
Robert Sternberg.
Sternberg
telah mengusulkan teori tentative intelegensi yang menentukan langkah-langkah
kognitif yang harus digunakan setiap orang dalam penalaran dan menyelesaikan
berbagai macam masalah.
Dalam
menyelesaikan masalah, Sternberg percaya bahwa kita harus melalui
langkah-langkah kognitif tersebut. Langkah-langkah tersebut ialah:
1.
Menyandikan
2.
Menyimpulkan
3.
Mengidentifikasi
4.
Menerapkan
5.
Membandingkan
6.
Menanggapi
Sternberg
menunjukkan bahwa cara ini adalah cara memandang kecerdasan, tidak lebih dari
memberikan kita cara yang nyaman untuk menggambarkan langkah-langkah dalam
penalaran intelijen. Hal itu memberi kita kerangka untuk menemukan mana
komponen yang paling penting dalam menentukan apakah seseorang "lebih cerdas"
daripada yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar