Jumat, 20 Juni 2014

INTELEGENSI



INTELEGENSI
Beberapa psikolog mengambil definisi intelegensi dari konsep pemahaman orang awam. Bagi para psikolog, intelegensi adalah kemampuan kognitif seorang individu untuk belajar dari pengalaman, berpikir secara rasional untuk mendapatkan  , dan menggunakan akal secara efektif untuk menghadapi tuntutan hidup sehari-hari.
A.                Perbedaan Pandangan Tentang Intelegensi
·         Teori Intelegensi: apakah terdapat jenis intelegensi yang berbeda?
Apakah intelegensi hanya ada satu, kemampuan umum, atau apakah intelegensi memiliki hubungan dengan kemampuan spesifik? Dalam satu pandangan intelegensi adalah satu faktor umum tunggal yang menjadi dasar bagi kemampuan spesifik yang kita miliki. Menurut pandangan ini, jika kita memiliki tingkat kecerdasan yang baik, kita juga akan memiliki kemampuan yang kuat dalam bidang mekanik, musik, artistik, dan berbagai macam jenis kemampuan yang lain. Pandangan ini mengatakan bahwa faktor umum intelegensi yang mendasari setiap kemampuan spesifik, dikemukakan oleh Charles Spearman, yang menggunakan istilah g atau faktor g. Faktor g ialah faktor umum dan tunggal untuk kemampuan mental yang diasumsikan untuk mendasari kecerdasan dalam beberapa teori awal dari kecerdasan.
Para Psikolog lainnya berpendapat bahwa intelegensi bukan faktor umum tunggal tetapi salah satu dari kemampuan spesifik yang terpisah. Mereka menunjukkan bahwa kebanyakan kita lebih baik dalam beberapa kemampuan kognitif daripada kemampuan yang lainnya.
Louis Thurstone (1936) misalnya mengembangkan alternatif untuk tes kecerdasan umum, yang disebut Primary Mental Abilities Test, yang mengukur tujuh kemampuan intelektual.
Howard Gardner (2000) juga berpendapat bahwa ada banyak jenis kecerdasan. Gardner menjadi yakin bahwa ada banyak jenis intelegensi yang terpisah dengan mempelajari pasien yang menderita kerusakan otak. Gardner menemukan bahwa orang kehilangan beberapa jenis intelektual, dan jenis yang lain dibiarkan utuh. Gardner menyarankan bahwa ada 8 jenis intelegensi
1.      Linguistic (verbal): kemampuan untuk berpikir dengan kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna.
2.      Logical-mathematical: kemampuan untuk menyelesaikan operasi matematika.
3.      Musical: sensitif terhadap nada, melodi, irama, dan suara.
4.      Spatial (artistic): kemampuan untuk berpikir tiga dimensi.
5.      Kinesthetic (athletic): kemampuan untuk memanipulasi objek dan cerdas dalam hal-hal fisik.
6.      Interpersonal (social skills): kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
7.      Intrapersonal (personal adjustment): kemampuan untuk memahami diri sendiri dan menata kehidupannya secara efektif.
8.      Naturalistic intelligence (understanding nature): kemampuan untuk mengamati pola-pola di alam dan memahami sistem buatan manusia.


·         Dasar biologis intelegensi
Baru-baru ini banyak yang telah ditulis tentang sifat g atau kecerdasan umum. Jelas bahwa gen yang sama mempengaruhi banyak aspek spesifik dari kecerdasan kognitif. Ini berarti gen mempengaruhi karakteristik biologis dari sistem saraf yang mendasari faktor intelektual umum (g) yang merupakan dasar untuk masing masing kemampuan mental yang spesifik.
Apa sifat dasar kecerdasan?  Teori pertama adalah anatomi dan fungsi lobus frontal sangat terkait dengan kecerdasan. Teori kedua adalah bahwa orang-orang dengan kecerdasan tinggi memiliki kemampuan lebih besar untuk membentuk hubungan saraf antara akson dan dendrit di otak.
Dengan menggunakan metode pemindaian otak, peneliti telah mengidentifikasi beberapa area pada otak yang berhubungan dengan intelegensi. Area tersebut terletak pada sisi terluar daerah alis dimana orang meletakkan telapak tangan pada kepala jika mereka sedang berpikir keras.
Kemampuan yang lebih besar untuk membentuk hubungan saraf yang diduga menyebabkan kecerdasan umum yang lebih baik terdapat dalam dua cara:
1.      Kemampuan untuk membentuk hubungan saraf yang lebih besar, berarti bahwa seseorang dengan intelegensi tinggi lebih mampu belajar dari pengalaman.
2.      Keterkaitan yang lebih besar dari neuron berarti bahwa otak dapat memproses informasi lebih cepat. Seseorang dengan intelegensi tinggi memiliki refleks cepat, memiliki waktu reaksi yang lebih cepat, dan memiliki waktu lebih cepat untuk membuat penilaian sederhana.

·         Komponen kognitif perilaku cerdas
Cara konseptualisasi dan mempelajari intelegensi telah diusulkan oleh psikolog Robert Sternberg.
Sternberg telah mengusulkan teori tentative intelegensi yang menentukan langkah-langkah kognitif yang harus digunakan setiap orang dalam penalaran dan menyelesaikan berbagai macam masalah.
Dalam menyelesaikan masalah, Sternberg percaya bahwa kita harus melalui langkah-langkah kognitif tersebut. Langkah-langkah tersebut ialah:
1.      Menyandikan
2.      Menyimpulkan
3.      Mengidentifikasi
4.      Menerapkan
5.      Membandingkan
6.      Menanggapi
Sternberg menunjukkan bahwa cara ini adalah cara memandang kecerdasan, tidak lebih dari memberikan kita cara yang nyaman untuk menggambarkan langkah-langkah dalam penalaran intelijen. Hal itu memberi kita kerangka untuk menemukan mana komponen yang paling penting dalam menentukan apakah seseorang "lebih cerdas" daripada yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar