·
Kasus realita :
Hal ini saya alami ketika saya masih
kelas 1 SMP, kalau tidak salah bulan April 2007, kejadian ini saya catat pada
lemari baju meskipun ibu saya sering memarahi saya karena sering menulis di
lemari baju. Saya memilki hobi mencatat kejadian-kejadian penting yang saya
alami.
Pada saat itu ibu saya mengajak saya
untuk pergi arisan ke kota Medan. Ibu saya sengaja mengajak saya ke acara
keluarga tersebut karena ingin mengenalkan saya kepada kerabat keluarga
lainnya. Saya pun risih dengan ajakan itu, karena pada saat saya masih kecil,
saya tipe orang yang tidak suka kumpul dengan orang banyak, bertemu dengan
orang banyak, dan saya lebih suka dirumah. Tetapi ketepataan pada saat itu
keluarga saya pergi semua, jika saya tidak ikut maka mereka akan meninggalkan saya
dirumah sendirian.
Hal yang paling saya benci pada saat
SMP adalah berada dirumah sendirian, kerana saya takut tidur sendiri nantinya
kalau mereka pulangnya besok. Jadi mau tidak mau saya harus ikut, dengan muka
yang cemberut. Kami berangkat minggu jam 10 bulan April 2007, tapi saya lupa
tanggalnya. Sesampai disana, sungguh banyak orang, ibu saya pun langsung
memanggil saya untuk bersalaman dengan uwak,oom,tante,sepupu,cucu nenek,menantu
kakek, adik ipar ayah, adik ipar ibu, pokoknya banyak banget. Ketika ibu sudah
selesai, saya pun langsung menyendiri di taman.
·
Teori yang bersangkutan
:
Teori
Dissonance Cognitif
Merupakan sesuatu sikap keidaknyamanan
yang muncul akibat dari ketidaksesuaian antara attitude (sikap) dan behavior
(perilaku).
·
Analisis teori
Pada
kasus relita kehidupan saya sangat sama dengan apa yang dijelaskan pada teori
tersebut yang dicetuskan oleh Leon Festinger. Bahwa pada saat SMP saya memilki
sikap yang pendiam pemalu dan perilaku saya yang suka menghindar dari
lingkungan. Ketika ibu saya mengajak untuk pergi ke suatu acara yang
memungkinkan akan banyak orang yang akan hadir disana, itu membuat saya menjadi
tidak nyaman dengan lingkungan yang mendatangkan banyak orang. Pada saat SMP
saya juga tidak tahu mengapa sikap dan perilaku saya sepert itu, berbeda dengan
apa yang terjadi sekarang dengan saya. Sedikit mau share, ketika awal masuk SMA
banyak kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarka oleh kakak kelas, dan saya
mendaftarkan diri ke salah satu organisasi yang bernama Palang Merah Indonesia.
Dengan harapakan saya dapat merubah sikap, dan juga memiliki banyak teman. Jadi
ketika itu ada salaj satu teman yang ku kenal dan alhamdulillah dia juga
mendaftarkan diri ke organisasi yang sama dengan saya. Seiring berjalannya
waktu saya mulai membuat hubungan persahabatan dengan teman saya tadi, dan
lambat laun sikap saya ini berubah sedikit demi sedikit. Dengan dia yang selalu
mengajak saya untuk datang latihan dan juga rapat organisasi. Dan sampai kuliah
pun saya mencoba lagi masuk dalam organisasi, ingin mengetahui sampai mana saya
dapat berinteraksi dengan orang dan saling membantu satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar