Jumat, 20 Juni 2014

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL



PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

·         Definisi
Merupakan pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi beragam perspektif dari berbagai kelompok kultural.
·         Tujuan
a.       Pemerataan kesempatan bagi semua murid
b.      Mempersempit gap prestasi akademik antara murid kelompok mayoritas dan kelompok minoritas
·         Cakupan pendidikan multikultural
a.       Status sosioekonomi
b.      Etnis
c.       Gender
·         Komponen utama keadilan sosial:
a.       Reduksi perasangka
Aktivitas yang dapat diimplementasikan guru dikelas untuk mengeliminasi pandangan negatif dan sterotipe terhadap oranglain.
b.      Paedagogi ekuitas
Modifikasi proses pengajaran dengan memasukkan materi dan strategi pembelajaran yang tepat, baik, untuk anak.
c.       Pemberdayaan memberi orang kemampuan intelektual dan keterampilan memecahkan masalah agar berhasil dan menciptakan dunia yag lebih adil.
d.      Harapan
Meningkatkan harga diri minoritas, mengurangi prasangka dan memberi kesempatan pendidikan yang sama.
·         Ada beberapa strategi dan program untuk meningkatkan hubungan antar-anak dari kelompok etnis yang berbeda-beda :
a.       Kelas jigsaw
Kelas dimana murid dari berbagai latar belakangan kultural yang berbeda diminta bekerja sama untuk mengerjakan beberapa bagian yang berbeda dari suatu tugas untuk meraih tujuan yang sama.
b.      Kontak personal dengan oranglain dari latar belakang kultural yang berbeda
c.       Pengambilan perspektif.
d.      Pemikiran kritis dan inteligensi emosional
e.       Mengurangi bias
Beberapa strategi antibias :
-          Ciptakan lingkungan kelas antibias dengan memasang gambar anak dari berbagai latar belakang etnis dan kultural.
-          Pilih materi drama, seni, dan aktivitas kelas yang memperkaya pemahaman etnis dan kultural.
-          Gunakan boneka “persona” untuk anak kecil.
-          Bantu murid menolak sterotipe dan diskriminasi.
-          Ikutlah dalam aktivitas peningkatan kesadaran untuk memahami kesadaran untuk memahami pandangan kultural Anda sendiri secara lebih baik dan untuk menangani sterotipe atau bias yang mungkin Anda miliki.
-          Bangun dialog guru/orangtua yang membuka diskusi tentang masing-masing pandangan; lakukan tukar- menukar informasi tentang bagaimana anak mengembangkan prasangka ; dan beri tahu orang tua tentang kurikulum antibias.
f.       Menigkatkan toleransi
g.      Sekolah dan komunitas sebagai satu tim

GENDER
·         definisi
Adalah dimensi sosiokultural dan psikologis dari pria dan wanita.
·         Peran gender
Ekspektasi sosial yang merumuskan bagaimana pria dan wanita seharusnya berpikir, merasa, dan berbuat.
·         Pandangan biologis
·         Pandangan psikoanalitik gender
Teori yang berasal dari pandangan Sigmund Freud bahwa anak- anak prasekolah mengambangkan ketertarikan seksual kepada orang tuanya yang berjenis kelamin berbeda dengan dirinya. Kemudian, sekitar umur lima tahun atau enam tahun, anak mengurangi ketertarikan ini karena perasaan gelisah. Selanjutnya, anak mengidentifikasi dirinya dengan orang tua yang jenis kelaminnya sama dengan dirnya, dan secara tak sadar mengadopsi karakter orangtua yang berjenis kelamin sama dengan dirinya.
·         Teori kognitif sosial gender
Teori yang menyatakan bahwa perkembangan gender anak terjadi melalui pangamatan dan peniruan perilaku gender, dan melalui penguatan dan hukuman terhadap perilaku gender.
·         Pandangan kognitif
Teori kohlberg yang menyatakan bahwa anak mengadopsi suatu gender setelah mereka mengembangkan konsep gender.
·         Teori skema gender
Perhatian dan perilaku individu dituntun oleh motivasi interbak untuk menyesuaikan diri dengan standar sosiokultural berbasis gender dan sterotipe gender.

MENGHILANGKAN  BIAS GENDER
·         Interaksi guru-murid
-          Kepatuhan
-          Mayoritas guru adalah wanita
-          Anak laki-laki lebih mungkin dipandang memiliki masalah dalam belajar ketimbang dengan anak wanita.
-          Anak laki- laki lebih mungkin dikritik ketimbang anak wanita
-          Personil sekolah cenderung mengabaikan bahwa banyak anak laki- laki yang memiliki maslaah akademik, terutama dalam seni bahasa
-          Personil sekolah cenderung mensterotipe perilaku anak laki- laki sebagai problematika.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar